Senin, 01 Juli 2013

Achmad Ru'yat ?,,,Siapakah Dia ?....Pengen tahu...?

Siapa yang tak kenal Achmad Ru’yat? Sosok pemimpin dan intelektual muda yang tidak pernah berhenti memperjuangkan kemajuan dan perbaikan warga Bogor. Ketika Ru’yat menjabat selaku anggota legislatif di DPRD kota Bogor priode 1999-2004, ia mempunyai peranan besar dalam memperjuangkan pengembalian aset-aset daerah yang disalah gunakan pihak-pihak tak bertangggung jawab.
Salah satu bukti perjuangannya adalah eksekusi Gedung Kuning di Jalan Pemuda, yang saat ini menjadi Gedung Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda), gedung tersebut kini kembali menjadi aset milik pemerintah Kota Bogor. Begitupun Pasca pelantikan dirinya sebagai Wakil Ketua DPRD Propinsi Jawa Barat periode 2004-2009, lelaki kelahiran Serang 1966 itu tergolong wakil rakyat yang tak pernah letih mengkampanyekan pentingnya mendorong APBD sesuai dengan fungsinya, yaitu sebagai fungsi layanan publik, fungsi pembangunan, dan fungsi perlindungan kepada masyarakat.
Apa yang diperjuangkan Ru’yat memberikan andil besar dalam penyelesaian beberapa problem transportasi di Kota Bogor. Ia berhasil mendobrak anggaran pusat dan propinsi untuk dialokasikan bagi perbaikan dan pelebaran prasarana jalan raya yang berdampak pada peningkatan perekonomian warga Bogor. Keberhasilannya itu dibuktikan dengan mengucurnya bantuan dana pembangunan dari pemerintah propinsi Jawa Barat dan Departemen Pekerjaan Umum sebesar Rp 54 milyar lebih. Dana tersebut dialokasikan untuk perbaikan infrastruktur di Kota Bogor, seperti pembangunan Bogor Outer Ring Road (BORR), pelebaran Jalan Pancasan-Pasir Kuda, Bogor Barat, Jalan R 2 Pandu Raya, serta pelebaran Jalan KH Sholeh Iskandar.
Begitu besar kecintaan Ru’yat terhadap warga Bogor, bahkan konon karena kecintaannya terhadap kota yang pernah membesarkannya itu, seorang Ahmad Ru’yat, bersedia “turun gunung” menaggalkan jabatannya selaku wakil ketua DPRD Jawa Barat, untuk bergandeng tangan dengan H Diani Budiarto dalam upaya menata dan membangun masa depan kota Bogor kearah yang lebih baik sebagai Wakil Walikota Bogor 2008-2014.
Kendati belakangan ini aktivitas Ru’yat cukup padat, namun tidak menghalangi kiprahnya di dunia dakwah dan kepartaian. Ia harus pintar membagi waktu untuk menghadiri berbagai undangan dan mengisi ceramah diberbagai acara, alasannya selain ia dikenal selaku wakil Ketua DPRD Jawa Barat dan Ketua MPW PKS Jawa Barat, boleh jadi didalam dirinya pun telah tumbuh dan mengalir darah seorang da’i.
Berjuang Dengan Da’wah
Ru’yat, lengkapnya Drh Achmad Ru’yat, Msi, lahir di Serang, 9 September 1966. Sejak kecil Achmad Ru’yat mengaku sudah digembleng ilmu agama. Selain bersekolah di SDN Serang, ia juga pernah mengenyam pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Diniyah. Ketika melanjutkan ke jenjang SMP, ia menyempatkan diri untuk ikut belajar di Tsanawiyah.
Kiprahnya di kancah politik diawali pada Pemilu 1999, kendati saat itu keberadaan Partai Keadilan PK (sekarang PKS-red) yang dideklarasikan di lapangan Sempur, 8 November 1998 itu boleh dibilang partai politik baru. Akan tetapi pada pemilu 1999 mampu mengantarkan Achmad Ru’yat menjadi anggota legislatif bersama dua kader terbaik lainnya, Iwan Suryawan, S.Sos dan Ir. Nuruzzaman.
Begitu pula pada Pemilu 2004, Ru’yat diberi kepercayaan kembali oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk menjadi calon anggota legislatif, dan Alhamdulillah terpilih lagi menjadi anggota DPRD Propinsi Jawa Barat dari daerah pemilihan Bogor (kota dan kabupaten)
Sejak SMA Ru’yat sudah bergelut dibidang dakwah. Aktivitas dakwahnya kien mengkristal ketika dirinya melanjutkan pendidikan ke IPB. Lulus kuliah Ru’yat bekerja di PT. Inagro yang menjalin kerjasama dengan PT. Freeport sebagai konsultan Cattle Project. Karena pekerjaannya tersebut ia dikirim ke Timika, Irian Jaya (sekarang Papua –red). Lepas dari Inagro, Ru’yat bekerja di PT. UTD Nusamba Group, Jakarta.
Sebenarnya, ketika ia dipilih sebagai ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Keadilan kota Bogor, sedikitpun tak terbersit dibenak Ru’yat, jika suatu saat nanti akan menjadi pejabat publik. Begitu juga saat partai menunjuknya sebagai salah satu calon anggota legislatif DPRD kota Bogor. Ru’yat sempat bimbang, karena orang tuanya dulu berpesan pada anak-anaknya agar tidak ada yang masuk parlemen. Sebagaimana diketahui, ayahnya adalah mantan anggota DPRD serang dari PPP yang merasakan pahit getirnya berpolitik.
Namun Ru’yat berpikir lain, dunia politik sekarang berbeda dengan dunia politik ketika ayahnya masih hidup, disisi lain pencalonan itu memiliki arti penting bagi perjalanan dakwahnya. Akhirnya dengan pertimbangan semacam itu, Ru’yat memberanikan diri meminta pendapat ibunya. Dengan berbagai pertimbangan dan masukan dari berbagai pihak, walhasil Ibunya mengabulkan permintaan Ru’yat menjadi caleg.
Badai Fitnah
Realitas Politik yang masih dibumbui dengan manuver-manuver yang tidak sehat sempat menyapa Ru’yat saat dirinya mengawali perjalanan mengemban amanah sebagai Wakil Walikota Bogor. Banyak pihak mendukung dan menganggap Ru’yat sebagai figur yang paling pantas melanjutkan kepemimpinan Kota Bogor. Kondisi tersebut membuat lawan-lawan politik Ru’yat gelisah dan menghembuskan fitnah “APBDgate”. Namun dengan Izin Allah, semua fitnah yang keji tersebut terbantahkan. Pengadilan Tipikor dan Mahkamah Agung menegaskan bahwa Ru’yat murni tidak bersalah.
Menarik, selama menghadapi fitnah tersebut, Ru’yat tidak sekalipun menampakan rasa dendam. Semua realitas tersebut ia anggap sebagai ujian untuk meningkatkan kualitas dirinya. Setelah badai berlalu pun, silaturahim tetap ia bangun dengan semua elemen masyarakat kota Bogor. Ia berprinsip bahwa setiap kerja yang dilakukan harus didasari ketulusan, cinta dan harmoni. Prinsip tersebut ia buktikan dengan kerja-kerja prestatif yang menjadikan kota Bogor diakui di kancah Nasional. Penghargaan terbaru, Ru’yat mewakili kota Bogor menerima Satyalencana Karya Bahkti Praja Nugraha. Penghargaan  tersebut merupakan anugerah yang diberikan kepada Pemerintah Daerah yang berprestasi dalam pencapaian kinerja.
:: achmadruyat.com

0 komentar:

Posting Komentar