Kamis, 18 Juli 2013

Keturunan Sultan Hamid II, Jadi Caleg PKS, Subhanallah

R. Siti Nuraeni
Berikut ini wawancara ekslusif wartawan pks-sukmajaya.org Fitri dengan Calon Anggota Dewan PKS Dapil Kec. Sukmajaya no urut. 5
Cuaca hari ini begitu terik, hembusan sang bayupun menerbangkan debu-debu di sisi jalan. Memasuki perumahan GIP di kawasan Depok Timur yang nyaman dan asri, mampu membuatku merasakan semilir angin yang menghangatkan. Kedatanganku siang itu disambut senyum manis oleh Ustazah Raden Siti Nurani. “Panggil saja, saya bu Rani, dan bukan bu Raden loh, karena lebih familiar di masyarakat” ungkap ibu dari lima anak ini samil tertawa.
Raden…hmm…apa ibu ada keturunan bangsawan, pertanyaan itu akhirnya terlontar juga kepada beliau. “Ya, ibu dan ayah saya masih keturunan Sultan Hamid II, Cianjur. Kakek saya berpesan, agar nama Raden tetap dipakai, agar kelak keturunannya mampu mendapatkan pendidikan yang tinggi”, jelas istri dari Bapak Rudy Rahardjo ini dengan semangat.
Ustazah Rani adalah Calon anggota legislative yang diusung dari DPC PKS Sukmajaya, dapil Sukmajaya. Menjadi nomer kelima dalam urutan caleg yang diajukan.
Bagaimana rasanya mendapat amanah menjadi Caleg?
Semua amanah da’wah tidaklah mudah, semuanya harus kita pikul dengan bersungguh-sungguh. Yang menjadikan amanah da’wah itu ringan adalah rasa kecintaan yang kita miliki terhadap da’wah. Sebelumnya, da’wah kampus, da’wah perkantoran. Da’wah keluarga, da’wah lingkungan, pernah saya alami dan semuanya sangat berharga dan berat. Dan sekarang, saya diberi amanah untuk berda’wah dalam pemerintahan, dimana saya harus berhadapan dengan masyarakat yang begitu komplek, dan saya harus berjuang penuh menuju kesana, letak kemuliaan itu terdapat dari rasa keikhlasan, karena semua amanah da’wah adalah istimewa. “Menjadi caleg bukanlah merupakan keutamaan dan tidak menjadi caleg bukanlah suatu kenistaan” jelas Bu Rani seraya memperlihatkan barisan giginya yang putih.
Bagaimana tanggapan suami dan anak-anak ibu ?
Alhamdulillah saya mempunyai suami dan anak-anak yang sangat memberikan dukungan kepada saya. Ketika saya mendapat amanah menjadi caleg, jujur, ada rasa khawatir juga, karena saya adalah manusia biasa dan bukan super women yang dapat mengerjakan semuanya sendiri tanpa bantuan orang lain. Anak-anak sudah saya kondisikan dari kecil, bahwa mereka adalah anak-anak pejuang, yang harus siap setiap saat, harus mampu menjaga diri, dan saling menjaga sesamanya. Alhamdulillah semenjak saya mengenal da’wah, sayapun tidak pernah cuti dari da’wah, walau kondisi saya habis melahirkan. “Saya ini bagaikan peluru yang siap dilontarkan kemana saja, namun bukan berarti saya mengabaikan kewajiban saya sebagai istri dan ibu bagi keluarga saya dan keluarga tetaplah nomer satu” ungkap Bu Rani yang menjabat sebagai ketua Salimah Pengurus Cabang Sukmajaya ini dengan semangat.
Aktivitas apa saja yang ibu lakukan?
Optimalkan keimanan, kecerdasan dan perasaan untuk hidup mulia didunia dan akhirat”, itu adalah motto hidup yang saya jalani, jadi selain ketua Salimah Sukmajaya, saya juga aktif di Komisi Pemberdayaan Perempuan Majelis Ulama Indonesia (MUI) kota Depok, Da’wah instansi dan perkantoran Yayasan Ibu Harapan,ketua JLW (Jaringan Lembaga wanita) DPD PKS Kota Depok dan membina sekitar 20 Majelis Ta’lim yang berada di lingkungan Sukmajaya dan Depok. Subhanallah.
Apa yang menjadi tantangan bagi seorang caleg ?
Imam Syafe’I mengatakan “barangsiapa yang masuk kubur tanpa amal bagaikan berlayar tanpa perahu”. Ketika kita mendapatkan medan da’wah apapun dan dimanapun, kita harus siap, berjuang sekuat tenaga dan bersungguh-sungguh. Kesiapan dan kesungguhan seorang muslim sejati tidak diukur dengan jabatan yang ditawarkan. Mental, fisik dan materi menjadi hal yang harus kita siapkan sebaik mungkin dan kesungguhan itu mau tidak mau harus kita praktekkan dalam menjalankan semua amanah da’wah yang ada.
Jika Ibu terpilih nanti, kira-kira program apa yang akan diusung ?
Menjadi caleg adalah sebuah perjalanan dalam hidup saya. Terpilih atau tidaknya, itu bukan suatu tujuan akhir dari perjalanan da’wah ini. “Membangun Keluarga Indonesia Penuh Berkah dengan Cinta, Kerja dan Harmoni, adalah misi yang saya usung dan insya Allah akan saya tuangkan kedalam program kerja saya nanti” jelas bu Rani yang dulu sempat bekerja sebagai Teknisi navigasi penerbangan ini dengan senyum yang merekah.
Selendang orange mulai meredupkan cahayanya, bias sinarnya tampak menggantung manja. Kugenggam erat tangan beliau, banyak sekali ilmu yang kuperoleh. Senja menungguku pulang…(V3)

0 komentar:

Posting Komentar