Kamis, 11 Juli 2013

Konspirasi SBY & Para Bos Media


Oleh : Singgih Suseno
Di era kebebasan informasi ini para pemilik media massa mainstream telah sesakti jenderal-jenderal “Menhankam/Pangab” di zaman Orde Baru. Pengaruh mereka terhadap dinamika politik melalui corong media sangat berpengaruh. Apalagi mereka tak malu menunjukkan nafsu politik: Surya Paloh pemilik Media Group sekaligus pemilik Partai Nasdem, Aburizal Bakrie pemilik Vivanews-TVOne, ANTV sekaligus penguasa Partai Golkar, dan MNC group yang dimiliki Hary Tanoe, Bekas pimpinan Nasdem yang sekarang bergabung dengan Partai Hanura, partai Besutan Wiranto.

Ironinya presiden SBY dan Partai Demokrat justru tidak memiliki media massa, hanya koran Jurnas yang beroplah mini. Akibatnya demokrat mudah diombang-ambing pemberitaan, tapi bukan berarti SBY tidak bisa melobi sejumlah konglomerat media untuk share kepentingan. Nampaknya inilah yang sedang terjadi.
Berawal dari kegalauan Surya Paloh yang merasa pengaruhnya di Partai Nasdem mulai diserobot konglomerat media yakni Bos MNC Group, Hary Tanoe, disusunlah negoisasi dengan SBY. Surya Paloh menjanjikan kepada SBY untuk lebih aktif menggebuk Anas yang dinilai telah menyerobot kekuatan SBY di PD, juga menawarkan peluang koalisi PD-PAN-Nasdem untuk Pilpres 2014. Sebaliknya SBY menjanjikan sejumlah proyek, menggebuk Aburizal Bakrie dan Hary Tanoe.
Berkat jaminan SBY, Surya Paloh pun dengan gagah menggusur Hary Tanoe keluar dari Partai NasDem, menolak semua upaya kompromi yang diajukan Hary Tanoe. Kemudian mengambil alih partai Nasdem.
Komitmen Surya Paloh kepada SBY soal Anas dipenuhi ketika kisruh demokrat dimulai. MetroTV adalah media utama yang menyiarkan rilis survei SMRC, juga media pertama yang mengopinikan Anas tersangka (yang kemudian terbukti keliru), sekaligus media pertama yang mengumumkan sprindik (yang kemudian terbukti aspal, asli tapi palsu). Surya Paloh yakin bisa melakukannya karena ia mengetahui salah satu pegawainya, Aviani Malik, memiliki hubungan “khusus” dengan Abraham Samad, Ketua KPK dan selalu memberi informasi dan gosip internal KPK kepada Aviani Malik.
Sedikit banyak, pertemanan baru SBY dengan Surya Paloh ini juga yang menginspirasi SBY, untuk mengambil alih Partai Demokrat dari Ketua Umum Partai Demokrat, Annas Urabningrum.
Tak ada hujan tak ada angin, SBY tiba-tiba menyerang kasus Lapindo yang berkaitan dengan Aburizal Bakrie. Sesungguhnya hal ini berkaitan dengan perjanjian antara Surya Paloh dan SBY sebelumnya. Sebentar lagi giliran Hary Tanoe yang akan digebuk. Apalagi SBY tahu beberapa media Hary Tanoe, utamanya koran Sindo, aktif membela Anas. Inilah sedikit konspirasi elit politik bangsa ini yang sedang dimainkan.
Masih ingat di ingatan kita, ketika Annas Urabaningrum, Mantan Ketua Umum Partai Demokrat sudah diumumkan oleh KPK melalui Juru Bicara KPK, Johan Budi terkait kasus Annas di Hambalang yang sudah resmi menjadi tersangka, dengan sigapnya Bos MNC Group pun datang kerumah Annas dengan atas nama “Sahabat” untuk memberikan dukungan moral dan semangat kepada Annas. Dari sini sudah terlihat peta politik 2014 siapa yang bertarung dan sangat jelas mana“LAWAN” dan mana “KAWAN”. Sedangkan TVOne milik Bakrie Group terus melakukan pemberitaan propokatif perlawanan Annas terhadap SBY.(IAO)

0 komentar:

Posting Komentar