Presiden Zimbabwe Robert Mugabe mengecam Amerika Serikat (AS), karena
mengkritik rencana pemilu negaranya. Mugabe mengajukan pemilu diadakan
pada 31 Juli. Pemerintah AS menyebut rencana pemilu tersebut terlalu
cepat dan tidak transparan.
“Amerika mengatakan Pemilu Zimbabwe
tidak membawa perubahan. Amerika sudah benar-benar sakit jiwa,” ujar
Mugabe dalam sebuah pidatonya, seperti dikutip Reuters, Jumat (19/7/2013).
Ini bukan pertama kalinya Mugabe bersebarangan dengan Negara Barat. Uni Eropa mengenakan sanksi pada Mugabe sejak satu dekade ke belakang. Mereka menuduh Mugabe melakukan pelanggaran HAM dan memanipulasi hasil pemilu.
Pada 2008, pemilu di Zimbabwe diwarnai kericuhan. Aparat membunuh sekira 200 warga yang memprotes kemenangan Mugabe. Sebagian besar korban merupakan pendukung rival Mugabe, Morgan Tsvangirai.
Mugabe memimpin Zimbabwe sejak negara itu merdeka dari Inggris pada 1980. Kepemimpinannya membawa penderitaan bagi rakyat Zimbabwe yang ditandai dengan tingkat inflasi tinggi.
milu diadakan
pada 31 Juli. Pemerintah AS menyebut rencana pemilu tersebut terlalu
cepat dan tidak transparan.(okezone)
Ini bukan pertama kalinya Mugabe bersebarangan dengan Negara Barat. Uni Eropa mengenakan sanksi pada Mugabe sejak satu dekade ke belakang. Mereka menuduh Mugabe melakukan pelanggaran HAM dan memanipulasi hasil pemilu.
Pada 2008, pemilu di Zimbabwe diwarnai kericuhan. Aparat membunuh sekira 200 warga yang memprotes kemenangan Mugabe. Sebagian besar korban merupakan pendukung rival Mugabe, Morgan Tsvangirai.
Mugabe memimpin Zimbabwe sejak negara itu merdeka dari Inggris pada 1980. Kepemimpinannya membawa penderitaan bagi rakyat Zimbabwe yang ditandai dengan tingkat inflasi tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar