Rabu, 17 Juli 2013

Rusuh Kembali Terjadi, Setelah AS Melakukan Kunjungan Ke Mesir

Polisi menggunakan gas air mata untuk menghalau pemrotes, yang memblokir jalanan utama di ibukota. Sejumlah pemrotes melemparkan batu membalas polisi.
Bentrokan terjadi setelah seorang utusan senior AS mengatakan Mesir telah diberi "kesempatan kedua" untuk menciptakan demokrasi.
Utusan itu bertemu dengan pemimpin sementara Mesir tetapi ditolak oleh kelompok penting di negara tersebut termasuk pendukung Morsi, Ikhwanul Muslimin.
Rencananya dalam kunjungan dua hari Wakil Menteri Luar Negeri AS juga akan bertemu dengan partai ultra konservatif Salafi al-Nour dan Tamarod, tetapi ditolak.Bentrokan terjadi satu pekan setelah 50 orang pendukung Morsi tewas dalam pertempuran dengan bentrokan dengan pasukan keamanan di luar markas Garda Republik, yang diyakini sebagai tempat penahanan Morsi.  Morsi digulingkan dengan dukungan militer pada 3 Juli lalu.

Bentrokan yang terjadi pada Senin (15/7) terjadi setelah pemrotes memblokir jalan utama jembatan. Sebelumnya, demonstran pro-Morsi dilaporkan berada diluar masjid Rabaa al-Adawiya, dan meminta agar Morsi kembali menjadi presiden."Keluar Sisi," teriak sejumlah demonstran yang ditujukan kepada kepala pasukan keamanan Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, yang menjabat selagi Morsi digulingkan.

Sementara itu, pejabat Mesir mengatakan tersangka dari kelompok Islam militan menyerang sebuah bus yang membawa pekerja ke pabrik semen di bagian utara Sinai, yang nemewaskan tiga orang, dan 14 orang terluka.

Wakil Menteri Luar Negeri AS, William Burns bertemu dengan Presiden Adly Mansour dan Perdana Menteri Hazem al-Beblawi, dan juga Jenderal al-Sisi.

Dia mengambarkan peristiwa yang terjadi dalam dua pekan terakhir sebagai "kesempatan kedua untuk merealisasikan janji revolusi" menyusul berakhirnya masa kekuasaan presiden Hosni Mubarak pada 2011.

Dia meminta kepada militer untuk mencegah adanya "penahanan yang bermotif politik," AS juga mendukung Mesir yang "stabil, demokratis, inklusif dan toleran".Tetapi bersikukuh bahwa AS tidak akan mengajari siapapun, dan tidak akan memaksakan apapun kepada Mesir.AS memberikan bantuan rutin kepada militer Mesir setiap tahunnya, senilai $1,5 miliar atau sekitar Rp15 triliun.(BBCI)

0 komentar:

Posting Komentar