Rabu, 10 Juli 2013

" Gita Wiryawan Seperti Ahmad Fathanah, Sama-Sama Broker"


Dibandingkan mengabdi kepada kepentingan nasional, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan ternyata lebih berpihak kepada kepentingan asing. Hal ini misalnya, kata Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justice (IGJ), Riza Damanik, tergambar dari rencana kebijakan satu pintu untuk impor produk, dalam rangka memudahkan produk impor yang datang ke Indonesia. Kebijakan ini diambil karena Gita ketakutan pada asing, khususnya Amerika Serikat, yang melaporkan Indonesia ke World Trade Organization (WTO) terkait dengan pengetatan impor hortikultura. "Pak Gita lebih memfasilitasi masuknya produk asing daripada melindungi kepentingan domestik kita, khususnya dalam holtikulutara," kata Riza Damanik kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Rabu, 10/7).


Karena takut pada asing, kata Riza, Gita pun mengabaikan amanat Konstitusi untuk meningkatkan kualitas perdagangan Indonesia. Yang dimaksud dengan meningkatkan kualitas perdagangan adalah meningkatlan produksi yang berasal dari tanah Indonesia sendiri, yang diproduksi oleh orang Indonesia sendiri, dan diproduksi dengan alat Indonesia sendiri.

"Yang terjadi saat ini, Gita berhasil meningkatkan produksi yang berasal dari bahan asing, diproduksi oleh perusahaan asing, dan bahkan juga dikerjakan tangan-tangan asing. Ini ironis, terutama dalam bidang holtikura, sebab negara kita ini negara agraris," jelas Riza.

Riza pun membandingkan dan menyamakan Gita dengan Ahmad Fathanah. Fathanah, yang merupakan terdakwa kasus impor sapi, hakikatnya adalah broker. Tak jauh beda dengan Fathanah, Gita sebenarnya merupakan broker impor yang memfasilitasi dan memasarkan produk asing di Indonesia.

"Kalau kita tidak suka dengan Fathanah, maka sebenarnya Gita juga broker dalam arti yang sebenarnya, dan dalam jumlah yang jauh lebih besar," demikian Riza. [ysa](rmol)

0 komentar:

Posting Komentar