Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) saat ini menjadi satu-satunya figur yang tidak pernah dicaci oleh siapapun, dan selalu dipuja oleh tidak hanya warga Jakarta, tapi juga rakyat Indonesia.
Kader Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu seolah tidak pernah memperoleh citra negatif. Fenomena Jokowi itu, seolah mengingatkan kita pada fenomena kemunculan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjelang Pemilu 2004 silam.
Saat itu, SBY dianggap sebagai figur baru, berwibawa, dan dipercaya mampu mengemban kepentingan rakyat. "Sekarang ini sistem demokrasi kita masih masuk pada favoritisme. Tergantung siapa yang menjadi kesayangan publik. Seperti Pak SBY di tahun 2004, dan Pak Jokowi sekarang ini," kata politikus senior PDI Perjuangan, Pramono Anung, di Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (23/7/2013).
Bahkan, Pramono melihat ada kesan berlebihan yang muncul dari masyarakat dalam menilai kiprah Jokowi. Publik terkesan tidak objektif dan selalu berpihak pada Jokowi, meskipun tidak selamanya apa yang dilakukan Jokowi tepat sasaran.
"Kalau bicara mengenai banjir dan macet, kalau Pak Jokowi enggak menjadi kesayangan publik, tentu dia akan dikritik keras. Tapi karena dia kesayangan publik, warga mengatakan bahwa ini masih kesalahan Pak Foke, Pak Sutiyoso, dan lain sebagainya," tutup Pram.(oz)
0 komentar:
Posting Komentar