Jumat, 16 Agustus 2013

PDIP : Mana Empati Indonesia Kepada Pembantaian Mesir


Mesir menjadi contoh nyata bahwa pertarungan ideologi dan kekuasaan selalu mengorbankan rakyatnya sendiri.

Namun di luar pertarungan ideologi di internal mereka, Indonesia, sebagai negara yang memiliki hubungan historis dengan Mesir, hingga saat ini belum memiliki sikap yang tegas. Padahal sejatinya tragedi dan pembantaian kejam di Mesir, mengusik nilai-nilai kemanusiaan secara universal, termasuk bagi Indonesia.

Bila menengok sejarah, ungkap politisi PDI Perjungan, Dewi Aryani, Mesir dan Indonesia memiliki hubungan yang tak bisa dipisahkan.  Mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia

"Mana empati Indonesia kepada Mesir?" tanya Dewi Aryani, sebagaimana disampaikan kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Jumat, 16/8), sambil membandingkan sikap Indonesia dengan negara lain. Denmark misalnya sudah suspend aid ke Mesir, Perancis dan Jerman sudah summon Dubes Mesir, Ekuador bahkan sudah memanggil Duta Besarnya untuk pulang.

Dewi pun mendesak pemerintahan SBY secara tegas mengutuk tindakan militer yang membabi buta dan mendesak pemerintahan Mesir hasil kudeta untuk menghentikan segala tindak kekerasan. Pemerintah Indonesia, tidak bisa hanya bisa diam dan menonton saja. Pemerintah Indonesia harus segera meminta organisasi negara-negara Islam (OKI) untuk mengadakan rapat, mencari solusi, dan menjadi penengah.

"Jika perlu Indonesia yang memdiasi," tegas Dewi, yang juga anggota Komisi VII DPR, sambil menegaskan bahwa apapun alasannya, tidak ada justifikasi untuk melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang dipilih secara demokratis. [ysa](rmol)

0 komentar:

Posting Komentar