100-an massa demonstran Pro Mursi yang bertahan di Kamp dekat masjid
Rabi’ah Al-Adawiyah gugur akibat serangan brutal militer Mesir.
Tentara menyerang menggunakan panser dan memaksa membersihkan puluhan
tenda tenda yang selama berminggu minggu digunakan oleh para demonstran
untuk bertahan.
Tidak peduli di situ masih ada orang atau tidak, tentara tetap
membakar tenda-tenda tersebut hingga puluhan orang terbakar meregang
nyawa.
Puluhan mayat yang hangus terbakar ditemukan setelah aksi briadab pihak militer, demikian lansir Dailiy News, Rabu (14/8/2013).
Hingga malam ini dilaporkan ribuan orang gugur dan puluhan ribu—ada
yang menyebut ratusan ribu—lainnya luka-luka. Tentara mengaku hanya
menggunakan gas air mata, namun saksi petugas medis mengatakan sebagian
besar mayat yang ditemukan meninggal tertembak senapan mesin dan senjata
M-16.
Sementara itu berdasarkan laporan Sky News beberapa penembak jitu
nampak menembaki demonstran dari atas gedung. Rentetan senapan mesin
terdengar di sana sini. Massa demonstran yang tidak bersenjata secara
biadab ditembaki dengan senapan mesin oleh tentara pimpinan Jenderal
As-sisi.
Seorang koresponden televisi lokal melaporkan ratusan orang meregang
nyawa atau terluka dan dilarikan ke rumah sakit dekat masjid yang
menjadi basis kamp para demonstran. Ia menggambarkan peristiwa
mengerikan ini sebagai pembantaian biadab dan pemandangan horor.
Saking
biadabnya tentara As-Sisi tidak cukup hanya menggunakan senapan mesin,
namun mereka sengaja mengarahkan senjatanya menembak kepala dan leher
para demonstran.
Berdasarkan laporan The Telegraph, seorang guru bahasa Inggris
berumur 28 tahun bernama Hoda Saki, yang orang tuanya masih berada di
tenda mengatakan bahwa tentara menembaki dirinya ketika hendak
menyelamatkan ayahnya yang masih ada di tenda.(salam-online)
Pemerintah
Turki dan Qatar telah mengutuk penggunaan kekerasan oleh pasukan junta
Mesir untuk membubarkan para pendemo yang mendukung presiden terguling,
Muhammad Mursi yang menewaskan ribuan orang pada Rabu (14/8/2013).
Turki mendesak masyarakat internasional untuk bertindak secepatnya terkait pembantaian di Mesir dan menyuarakan kekhawatiran bahwa Mesir bisa mengalami situasi yang sama dengan Suriah.
Presiden Turki, Abdullah Gulsaid mengatakan intervensi bersenjata itu “benar-benar tidak bisa diterima”.
“Intervensi bersenjata terhadap warga sipil, orang-orang yang berdemonstrasi, benar-benar tidak dapat diterima,” ujarnya kepada para wartawan di ibukota Ankara, lansir Al Arabiya.
Kantor Perdana Menteri Turki mengatakan diamnya masyarakat internasional atas krisis Mesir harus disalahkan.
“Ini jelas terlihat bahwa dukungan masyarakat internasional untuk kudeta militer dan keheningan untuk pembantaian sebelumnya, telah mendorong pemerintah sekarang untuk intervensi hari ini,” ujar Erdogan.
Senada dengan Turki, pemerintah Qatar juga sangat mengecam penggunaan kekerasan terhadap demonstran Mesir.
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/08/15/turki-qatar-mengecam-pembantaian-kairo-tentara-polisi-junta.html#sthash.QDw3uJwd.dpuf00-an massa demonstran Pro Mursi yang bertahan di Kamp dekat masjid Rabi’ah Al-Adawiyah gugur akibat serangan brutal militer Mesir. Tentara menyerang menggunakan panser dan memaksa membersihkan puluhan tenda tenda yang selama berminggu minggu digunakan oleh para demonstran untuk bertahan.
Tidak peduli di situ masih ada orang atau tidak, tentara tetap membakar tenda-tenda tersebut hingga puluhan orang terbakar meregang nyawa.
Puluhan mayat yang hangus terbakar ditemukan setelah aksi briadab pihak militer, demikian lansir Dailiy News, Rabu (14/8/2013).
Hingga malam ini dilaporkan ribuan orang gugur dan puluhan ribu—ada yang menyebut ratusan ribu—lainnya luka-luka. Tentara mengaku hanya menggunakan gas air mata, namun saksi petugas medis mengatakan sebagian besar mayat yang ditemukan meninggal tertembak senapan mesin dan senjata M-16.
Sementara itu berdasarkan laporan Sky News beberapa penembak jitu nampak menembaki demonstran dari atas gedung. Rentetan senapan mesin terdengar di sana sini. Massa demonstran yang tidak bersenjata secara biadab ditembaki dengan senapan mesin oleh tentara pimpinan Jenderal As-sisi.
Seorang koresponden televisi lokal melaporkan ratusan orang meregang nyawa atau terluka dan dilarikan ke rumah sakit dekat masjid yang menjadi basis kamp para demonstran. Ia menggambarkan peristiwa mengerikan ini sebagai pembantaian biadab dan pemandangan horor.
Saking biadabnya tentara As-Sisi tidak cukup hanya menggunakan senapan mesin, namun mereka sengaja mengarahkan senjatanya menembak kepala dan leher para demonstran.
Berdasarkan laporan The Telegraph, seorang guru bahasa Inggris berumur 28 tahun bernama Hoda Saki, yang orang tuanya masih berada di tenda mengatakan bahwa tentara menembaki dirinya ketika hendak menyelamatkan ayahnya yang masih ada di tenda.
Turki mendesak masyarakat internasional untuk bertindak secepatnya terkait pembantaian di Mesir dan menyuarakan kekhawatiran bahwa Mesir bisa mengalami situasi yang sama dengan Suriah.
Presiden Turki, Abdullah Gulsaid mengatakan intervensi bersenjata itu “benar-benar tidak bisa diterima”.
“Intervensi bersenjata terhadap warga sipil, orang-orang yang berdemonstrasi, benar-benar tidak dapat diterima,” ujarnya kepada para wartawan di ibukota Ankara, lansir Al Arabiya.
Kantor Perdana Menteri Turki mengatakan diamnya masyarakat internasional atas krisis Mesir harus disalahkan.
“Ini jelas terlihat bahwa dukungan masyarakat internasional untuk kudeta militer dan keheningan untuk pembantaian sebelumnya, telah mendorong pemerintah sekarang untuk intervensi hari ini,” ujar Erdogan.
Senada dengan Turki, pemerintah Qatar juga sangat mengecam penggunaan kekerasan terhadap demonstran Mesir.
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/08/15/turki-qatar-mengecam-pembantaian-kairo-tentara-polisi-junta.html#sthash.QDw3uJwd.dpuf00-an massa demonstran Pro Mursi yang bertahan di Kamp dekat masjid Rabi’ah Al-Adawiyah gugur akibat serangan brutal militer Mesir. Tentara menyerang menggunakan panser dan memaksa membersihkan puluhan tenda tenda yang selama berminggu minggu digunakan oleh para demonstran untuk bertahan.
Tidak peduli di situ masih ada orang atau tidak, tentara tetap membakar tenda-tenda tersebut hingga puluhan orang terbakar meregang nyawa.
Puluhan mayat yang hangus terbakar ditemukan setelah aksi briadab pihak militer, demikian lansir Dailiy News, Rabu (14/8/2013).
Hingga malam ini dilaporkan ribuan orang gugur dan puluhan ribu—ada yang menyebut ratusan ribu—lainnya luka-luka. Tentara mengaku hanya menggunakan gas air mata, namun saksi petugas medis mengatakan sebagian besar mayat yang ditemukan meninggal tertembak senapan mesin dan senjata M-16.
Sementara itu berdasarkan laporan Sky News beberapa penembak jitu nampak menembaki demonstran dari atas gedung. Rentetan senapan mesin terdengar di sana sini. Massa demonstran yang tidak bersenjata secara biadab ditembaki dengan senapan mesin oleh tentara pimpinan Jenderal As-sisi.
Seorang koresponden televisi lokal melaporkan ratusan orang meregang nyawa atau terluka dan dilarikan ke rumah sakit dekat masjid yang menjadi basis kamp para demonstran. Ia menggambarkan peristiwa mengerikan ini sebagai pembantaian biadab dan pemandangan horor.
Saking biadabnya tentara As-Sisi tidak cukup hanya menggunakan senapan mesin, namun mereka sengaja mengarahkan senjatanya menembak kepala dan leher para demonstran.
Berdasarkan laporan The Telegraph, seorang guru bahasa Inggris berumur 28 tahun bernama Hoda Saki, yang orang tuanya masih berada di tenda mengatakan bahwa tentara menembaki dirinya ketika hendak menyelamatkan ayahnya yang masih ada di tenda.
Pemerintah
Turki dan Qatar telah mengutuk penggunaan kekerasan oleh pasukan junta
Mesir untuk membubarkan para pendemo yang mendukung presiden terguling,
Muhammad Mursi yang menewaskan ribuan orang pada Rabu (14/8/2013).
Turki mendesak masyarakat internasional untuk bertindak secepatnya terkait pembantaian di Mesir dan menyuarakan kekhawatiran bahwa Mesir bisa mengalami situasi yang sama dengan Suriah.
Presiden Turki, Abdullah Gulsaid mengatakan intervensi bersenjata itu “benar-benar tidak bisa diterima”.
“Intervensi bersenjata terhadap warga sipil, orang-orang yang berdemonstrasi, benar-benar tidak dapat diterima,” ujarnya kepada para wartawan di ibukota Ankara, lansir Al Arabiya.
Kantor Perdana Menteri Turki mengatakan diamnya masyarakat internasional atas krisis Mesir harus disalahkan.
“Ini jelas terlihat bahwa dukungan masyarakat internasional untuk kudeta militer dan keheningan untuk pembantaian sebelumnya, telah mendorong pemerintah sekarang untuk intervensi hari ini,” ujar Erdogan.
Senada dengan Turki, pemerintah Qatar juga sangat mengecam penggunaan kekerasan terhadap demonstran Mesir.
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/08/15/turki-qatar-mengecam-pembantaian-kairo-tentara-polisi-junta.html#sthash.QDw3uJwd.dpuf
Turki mendesak masyarakat internasional untuk bertindak secepatnya terkait pembantaian di Mesir dan menyuarakan kekhawatiran bahwa Mesir bisa mengalami situasi yang sama dengan Suriah.
Presiden Turki, Abdullah Gulsaid mengatakan intervensi bersenjata itu “benar-benar tidak bisa diterima”.
“Intervensi bersenjata terhadap warga sipil, orang-orang yang berdemonstrasi, benar-benar tidak dapat diterima,” ujarnya kepada para wartawan di ibukota Ankara, lansir Al Arabiya.
Kantor Perdana Menteri Turki mengatakan diamnya masyarakat internasional atas krisis Mesir harus disalahkan.
“Ini jelas terlihat bahwa dukungan masyarakat internasional untuk kudeta militer dan keheningan untuk pembantaian sebelumnya, telah mendorong pemerintah sekarang untuk intervensi hari ini,” ujar Erdogan.
Senada dengan Turki, pemerintah Qatar juga sangat mengecam penggunaan kekerasan terhadap demonstran Mesir.
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/08/15/turki-qatar-mengecam-pembantaian-kairo-tentara-polisi-junta.html#sthash.QDw3uJwd.dpuf
Pemerintah
Turki dan Qatar telah mengutuk penggunaan kekerasan oleh pasukan junta
Mesir untuk membubarkan para pendemo yang mendukung presiden terguling,
Muhammad Mursi yang menewaskan ribuan orang pada Rabu (14/8/2013).
Turki mendesak masyarakat internasional untuk bertindak secepatnya terkait pembantaian di Mesir dan menyuarakan kekhawatiran bahwa Mesir bisa mengalami situasi yang sama dengan Suriah.
Presiden Turki, Abdullah Gulsaid mengatakan intervensi bersenjata itu “benar-benar tidak bisa diterima”.
“Intervensi bersenjata terhadap warga sipil, orang-orang yang berdemonstrasi, benar-benar tidak dapat diterima,” ujarnya kepada para wartawan di ibukota Ankara, lansir Al Arabiya.
Kantor Perdana Menteri Turki mengatakan diamnya masyarakat internasional atas krisis Mesir harus disalahkan.
“Ini jelas terlihat bahwa dukungan masyarakat internasional untuk kudeta militer dan keheningan untuk pembantaian sebelumnya, telah mendorong pemerintah sekarang untuk intervensi hari ini,” ujar Erdogan.
Senada dengan Turki, pemerintah Qatar juga sangat mengecam penggunaan kekerasan terhadap demonstran Mesir.
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/08/15/turki-qatar-mengecam-pembantaian-kairo-tentara-polisi-junta.html#sthash.QDw3uJwd.dpuf
Turki mendesak masyarakat internasional untuk bertindak secepatnya terkait pembantaian di Mesir dan menyuarakan kekhawatiran bahwa Mesir bisa mengalami situasi yang sama dengan Suriah.
Presiden Turki, Abdullah Gulsaid mengatakan intervensi bersenjata itu “benar-benar tidak bisa diterima”.
“Intervensi bersenjata terhadap warga sipil, orang-orang yang berdemonstrasi, benar-benar tidak dapat diterima,” ujarnya kepada para wartawan di ibukota Ankara, lansir Al Arabiya.
Kantor Perdana Menteri Turki mengatakan diamnya masyarakat internasional atas krisis Mesir harus disalahkan.
“Ini jelas terlihat bahwa dukungan masyarakat internasional untuk kudeta militer dan keheningan untuk pembantaian sebelumnya, telah mendorong pemerintah sekarang untuk intervensi hari ini,” ujar Erdogan.
Senada dengan Turki, pemerintah Qatar juga sangat mengecam penggunaan kekerasan terhadap demonstran Mesir.
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/08/15/turki-qatar-mengecam-pembantaian-kairo-tentara-polisi-junta.html#sthash.QDw3uJwd.dpuf
0 komentar:
Posting Komentar