Pemerintah mengatakan, jumlah orang miskin akan bertambah
jika pemerintah jadi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang
direncanakan dilakukan pada pertengahan Juni mendatang.
Menteri
Perencaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana
mengatakan, jumlah orang miskin pada tahun ini akan naik dari 10,5 persen
menjadi 12,1 persen. "Ada kenaikan angka kemiskinan sebesar 1,6 persen
atas dampak kenaikan harga BBM bersubsidi ini," kata Armida saat Rapat
Kerja Pembahasan RAPBN 2013 di Komisi XI Jakarta, Senin (27/5/2013).
Armida
menambahkan, jika saat ini jumlah penduduk mencapai 250 juta, maka jumlah orang
miskin setelah kenaikan BBM menjadi 30,250 juta orang. Padahal sebelumnya,
dengan asumsi harga bensin tetap Rp 4.500 per liter, tahun 2013 ini diprediksi
angka kemiskinan hanya 26,250 juta. Dengan demikian, akibat kenaikan harga BBM
bersubsidi tersebut, maka jumlah orang miskin baru mencapai 4 juta jiwa.
Di
sisi lain, kenaikan harga BBM bersubsidi memang akan berdampak terhadap daya
beli masyarakat. Daya beli akan terpukul akibat kenaikan sejumlah harga yang
dipicu oleh meningkatnya biaya transportasi. Masalahnya, saat pembahasan angka
kemiskinan ini, pemerintah sempat bingung menjelaskan jumlah angka kemiskinan
akibat menaikkan harga BBM bersubsidi ini.
Anggota
Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) Anna Muawanah
mengatakan, data angka kemiskinan akibat kenaikan harga BBM bersubsidi ini
belum jelas. Sebab, pemerintah hanya menjelaskan hasil akhirnya.
"Data
itu diperoleh dari mana. Itu tentu saja akan mempengaruhi daftar penerima dana
kompensasi kenaikan BBM bersubsidi ini," kata Anna. Senada dengan Anna,
Wakil Ketua Komisi XI DPR dari Fraksi Golkar Harry Azhar Aziz juga menjelaskan
bahwa data angka kemiskinan tersebut belum jelas.
Apalagi,
jumlah penerima dana kompensasi ini sekitar 15,5 juta orang. "Data itu
yang mengeluarkan siapa, survei dari mana, apakah Badan Pusat Statistik (BPS)
atau dari mana," kata Harry.(kompas)
0 komentar:
Posting Komentar