Minggu, 01 September 2013

" Konvensi Demokrat Bisa Lecehkan Tokoh Nasional"

Konvensi calon presiden (Capres) Partai Demokrat dinilai sebagai langkah untuk meningkatkan elektabilitas partai berlambang segitiga mercy itu menjelang Pemilu 2014.

Sebab, pusat perhatian publik terhadap Partai Demokrat mulai dialihkan kepada konvensi Capres yang disebut sebagai proses demokrasi. Sementara, kasus korupsi yang menjerat beberapa kadernya secara berlahan mulai menghilang.

Menanggapi hal itu, Pakar Politik dan Hukum Tata Negara Asep Warlan Yusuf mengatakan, sangat menyayangkan jika konvensi itu dipakai untuk meningkatkan elektabilitas partainya. Menurutnya, hal itu sebagai pelecehan kepada para tokoh peserta konvensi itu.

"Kalau konvensi ini digunakan hanya untuk mengangkat elektabilitas justru penghinaan kepada tokoh-tokoh peserta konvensi itu," kata Asep, kepada INILAH.COM, Jakarta, Sabtu (31/8/2013) malam.

Kata Asep, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) semestinya menjelaskan prosedur penjaringan Capres itu. Mengingat, tercantum dalam AD ART Partai Demokrat bahwa penetapan Capres ditentukan oleh Majelis Tinggi.

"Kalau memang SBY tidak mau konvensi ini sebagai alat pencitraan, seharusnya dilakukan secara terbuka. AD ART partai seharusnya dirubah, sehingga konvensi ini dapat berjalan baik," jelas Guru Besar Universitas Parahyangan itu.

Sebelumnya, Mahfud MD menolak mentah-mentah sebagai kandidat konvensi capres Partai Demokrat. Alasannya, Mahfud tidak mendapat restu dari berbagai tokoh agama maupun masyarakat. Dalam kesempatan itu, Mahfud menilai penjaringan capres itu semata-mata untuk meningkatkan elektabilitas Demokrat.

"Bahwa dibalik penyelenggaraan konvensi ada motif untuk menaikkan elektabilitas Partai Demokrat. Menurut saya hal tersebut sah adanya," kata Mahfud di hadapan anggota Komite Konvensi Capres Partai Demokrat, di Jakarta, Kamis (29/8/2013). [mes](inilah)

0 komentar:

Posting Komentar