Kami yakin Allah SWT mengirinkan sebuah isyarat besar kepada kita semuanya bahwa ini adalah momentum pemebenahan diri sekaligus momentum kebangkitan PKS

Kami yakin Allah SWT mengirinkan sebuah isyarat besar kepada kita semuanya bahwa ini adalah momentum pemebenahan diri sekaligus momentum kebangkitan PKS

Kami yakin Allah SWT mengirinkan sebuah isyarat besar kepada kita semuanya bahwa ini adalah momentum pemebenahan diri sekaligus momentum kebangkitan PKS

Kamis, 19 September 2013

NIKAH tanpa CINTA atau CINTA tanpa NIKAH

Ooppzzzz
judulnya extreme amat yak!!
jangan negative thinking dulu ya
BACA baru KOMENTAR....

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarraktuh

MENIKAH
Merupakan suatu dambaan bagi setiap orang bila pernikahannya hanya terjadi satu kali dalam hidupnya. Hanya maut yang memisahkan. Begitu kata populernya.

Namun apa mau dikata, “Kami berdua sudah tidak ada kecocokan.” Begitu alasan klise pasangan yang akhirnya bercerai. Padahal kalau dilihat lagi ke masa lalu, mereka begitu saling mencinta sehingga memutuskan untuk menikah. Segala macam rintangan bisa disingkirkan demi menggapai pernikahan.
Ada juga pasangan yang awet sampai nenek-kakek. Tapi sebenarnya mereka berselingkuh. Dan keduanya pun sama-sama saling mengetahui. Mereka tetap dalam ikatan pernikahan demi alasan ‘gengsi bercerai’. Padahal dulu mereka berpacaran 7 tahun dan bisa saling setia meski tak dapat restu orangtua.

Ada lagi kisah seorang perempuan yang menikah sampai beberapa kali (lebih dari hatrick). Semua pernikahannya diawali dengan pacaran dan saling cinta. Namun semuanya kandas.

Dari cerita-cerita diatas, saya jadi merenung. Ternyata cinta pada awal pernikahan memang bukan hal pokok untuk mengantar sebuah pernikahan menjadi harmonis dan langgeng. Lantas apa sebenarnya yang membuat pernikahan bahagia sampai akhir hayat? Bisakah hanya dengan kekuatan cinta, pernikahan bisa selamat sampai ajal menjelang?

Menurut saya yang sok tahu, banyak faktor yang mendukung langgeng dan harmonisnya sebuah pernikahan. Beberapa mungkin ini.(Urutannya bukan berdasarkan paling penting ke tidak penting ya…)

1. Materi.

Seberapa lama orang bisa bertahan dalam kondisi morat-marit? Setiap orang mempunyai batas toleransi tertentu dalam hal materi. Orang yang terbiasa kere pun punya batas toleransi. Mungkin beberapa tahun pertama pernikahan bisa menerima dengan lapang dada kondisi megap-megap itu. Kalau kelamaan, apa masih tahan? Lihat kasus banyak ibu yang depresi karena kemiskinan. Terutama dikarenakan ia khawatir masa depan anaknya.

2. Tampilan fisik

Tidak munafik, poin ini penting. Bukan melulu masalah wajah ganteng/ cantik dan body aduhai. Tapi kebersihan, kerapihan, dan bahasa tubuh. Pokoknya: tidak cemberut dan tidak bau.

3. Keluarga pasangan

Kadang ada keluarga yang hobi ikut campur masalah rumahtangga orang lain. Yang begini biasanya malah memperkeruh suasana. Memang benar pepatah yang bilang kalau kita menikah, nikahi pula keluarganya. Jadi keluarga pasangan juga harus ‘dilihat’.

4.Simbiosis mutualisme
Keberadaan pasangan harus dirasa saling menguntungkan.

5. Respek satu sama lain
Kalau sudah ada respek, tentu tidak akan ada keinginan untuk menyakiti. Seperti menghardik, membentak, memukul, sampai selingkuh!

6. …
7. …
dan seterussnyaaaaa.... --"

Intinya sih menurut saya adalah agama. Orang yang paham agama pasti ia akan berusaha memberi nafkah yang terbaik untuk keluarganya. Berusaha tampil menawan dihadapan pasangannya. Bisa bersosialisasi dengan keluarga pasangan. Berakhlak baik kepada pasangan.

Nah, kalau kita sudah bertemu dengan orang yang sebegini baik, masa sih kita tidak jatuh cinta? Apalagi ada pepatah witing tresno jalaran suko kulino. Cinta karena sering bertemu. Apalagi bertemunya dengan orang yang sangat baik dan perhatian dengan kita. Belum lagi ada acara (maaf) yang dalam bahasa sundanya making love artinya kan membuat cinta *heuyeuh maksa*

Jadi, jangan takut memutuskan untuk menikah orang yang belum kita cintai. CINTA ITU BUAH DALAM PERNIKAHAN, BUKAN AKAR PERNIKAHAN. Jika bibit, bebet, bobot sudah dia miliki, kenapa tidak? Jaman sekarang, sudah jarang lho yang punya kombinasi ketiganya. Kalau sudah ketemu, hajar saja Bleh!. Apalagi ada hadits yang mengatakan: “Apabila datang padamu seorang muslim yang shaleh, terimalah ia. Jika ia mencintai istrinya, maka ia akan memuliakannya. Jika tidak, maka ia tidak akan menyakiti istrinya.”

Atau hadits yang populer ini: “ Wanita dinikahi karena empat perkara: yakni karena harta bendanya, karena kedudukanya, karena kecantikanya dan karena agamanya. Maka pilihlah wanita yang memiliki agama, niscaya kamu beruntung.” (HR.Imam Bukhari Muslim: melalui Abu Hurairah ra.)

Yang pasti, yang saya rasakan sekarang pernikahan saya bahagia. Meski dulu saya menikah tidak diawali dengan perasaan cinta. Yang ada cuma perasaan respek. Dan perasaan klik. Ini dia, the right man for my future. Begitu kata hati saya.

Insya Allah keputusan saya itu benar. Dengan bekal komitmen kuat ‘hanya maut memisahkan’ dan saling menghargai, akhirnya cinta itu pelan-pelan datang dan terpupuk dengan sendirinya.
(asepwandinugraha)

Jumat, 13 September 2013

" Pelantikan Wali Kota-Wakil Walikota Bandung Bertabur Bintang Tokoh Nasional"

Pelantikan Wali Kota-Wakil Wali Kota terpilih periode 2013-2018 Ridwan Kamil-Oded M Danial, Senin (16/9) akan dihadiri 4 tokoh nasional. Mereka yang diundang khusus oleh pasangan Ridwan-Oded yaitu Abdul Rizal Bakri (ARB), Jusuf Kalla (JK), Prabowo dan BJ Habibie.

"Selain empat tokoh nasional diundang juga sesepuh Jabar, mantan wali kota dan tujuh pasangan para calon wali kota pada pemilihan wali kota 2013," ujar Kasubag Humas Setwan DPRD Kota Bandung, Agus Supamana saat jumpa pers di Kantor DPRD Kota Bandung, Jalan Aceh, Rabu (11/9).

Sedangkan kehadiran Wali Kota Bandung Dada Rosada belum bisa dipastikan karena masih menunggu izin KPK.

"Kedatangan Pak Dada mungkin masih menunggu izin dari KPK. Sampai saat ini belum ada keputusan dari KPK," ujarnya.
Agus mengatakan, pisah sambut setelah pelantikan tetap dilaksanakan tanpa kehadiran Dada. "Hasil rapat koordinasi, ada kemungkinan acara pisah sambut tetap ada dan diwakili oleh Pak Ayi," terangnya.  (*)(tribun)

" Ahmad Heryawan Di Desak Jadi Capres oleh Komunitas JABAR" Maju Terus

Bandung - Jaringan Barisan Rakyat (JABAR) mendorong munculnya kepemimpinan nasional dari Jawa Barat. Tokoh Jabar yang layak diusung versi mereka adalah Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dan Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat.

JABAR merupakan gabungan elemen masyarakat dari organisasi kepemudaan, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, oganisasi komunitas, di antaranya dari BBC Barools.

Menurut Ketua Umum BBC Barolls Dian Rahadian, tokoh Sunda harus muncul sebagai komitmen kongkrit masyarakat Jawa Barat terhadap kemajuan Indonesia. Apalagi Jawa Barat merupakan penyumbang terbesar suara pada politik di Indonesia.

"Bayangkan, kurang lebih 44 juta jiwa populasi penduduk Jawa Barat. Angka yang sangat besar dan akan menjadi preseden negatif jika dari sebanyak itu tidak melahirkan putera terbaik Jawa Barat sebagai calon pemimpin republik ini," ujar Dian saat ditemui di Hotel Horison Jalan Pelajar pejuang Kota Bandung, Senin (9/9/2013).

Menurut Dian, JABAR akan fokus terhadap gagasan perlunya lahir pemimpin nasional dari Jawa Barat. Bahkan terus melakukan konsolidasi dan kekuatan potensi tokoh Jawa Barat untuk mendorong kepemimpinan nasional yang terbuka memiliki konsep, kompetensi, komitmen, dan jaringan.

"Jumhur Hidayat dan Ahmad Heryawan merupakan representasi generasi muda dan putera daerah Jawa Barat. Indonesia membutuhkan pemimpin yang memiliki integritas, kapasitas, adaptif dengan nilai kultural masyarakatnya (kesundaan)," tuturnya.

Dian menjelaskan, JABAR mengajak seluruh masyarakat untuk bersatu dalam menghadapi pergantian kepemimpinan nasional dengan memunculkan figur pemimpin dari tokoh Jawa Barat. Kemudian mengajak seluruh rakyat Jawa Barat untuk tidak memilih partai yang tidak mengakomodir lahirnya Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden dari putera daerah Jawa Barat.

"Banyak kampus di Jawa Barat telah melahirkan sumber saya manusia yang unggul, tangguh dan berdaya saing adalah aset bangsa. Saat ini sudah waktunya merespons gagasan tentang perlunya lahir pemimpin nasional dari Jawa Barat. Kilangbara atuh, bapa jadi patani, maneh mah kudu jadi pamingpin," tegasnya. [gin](inilah)

Jabar Yang Dipimpin Ahmad Heryawan Mendapat Penghargaan Kembali WTP 2 Tahun Berturut-turut " For Presiden"

Bandung - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan untuk kesekian kalinya menerima Penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia yang langsung diserahkan oleh Wakil Presiden Boediono.

Penghargaan diberikan karena Pemerintah Provinsi Jawa Barat dinilai berhasil menyusun dan menyajikan Laporan keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun 2012 dengan capaian tertinggi dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah, di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan Jalan Senen Raya, Jakarta Pusat, Kamis (12/9/2013).

Menanggapi penghargaan yang ke-116 tersebut, Heryawan menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang tinggi atas penghargaan tersebut. Menurutnya, capaian prestasi berupa opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama 2 tahun berturut-turut, yang diikuti dengan penghargaan dari Pemerintah RI adalah bukti pengakuan publik atas kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

"Selama 2 tahun berturut-turut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendapat opini WTP dari BPK RI, untuk tahun anggaran 2011 dan 2012. Semuanya itu merupakan bukti keseriusan kita dalam mengelola keuangan secara transparan, akuntabel dan tersaji dengan baik. Semua prestasi itu berkat dukungan semua pihak. Untuk itu saya ucapkan terima kasih," kata Heryawan dalam siaran pers yang diterima INILAH.COM, Kamis (12/9/2013)

Sementara itu, Wakil Presiden Boediono menegaskan reformasi bidang keuangan tingkat keberhasilannya tergantung pada bagaimana kebijakan pimpinan lembaga atau kepala daerah yang bersangkutan. Hal itu penting karena terkait dengan pengelolaan keuangan, penatausahaan asset dan manajemen sumberdaya manusia.

"Setelah dikaji lebih dalam bahwa tingkat keberhasilan itu tergantung pada kemampuan dan gaya kepemimpinan," ujarnya.

Menteri Keuangan Chatib Basri dalam laporannya kepada Wakil Presiden, menyatakan acara ini merupakan agenda tahunan. Dan untuk tahun ini mengambil tema "Membangun Sinergi Menuju WTP". Reformasi bidang keuangan yang sudah dilaksanakan mampu meraih kepercayaan publik terhadap pengelolaan keuangan negara.

"Meningkatnya raihan opini WTP dan menurunnya opini disclaimer atas semua lembaga/kementerian dan pemerintah daerah adalah bukti membaiknya laporan keuangan dan akuntasi," ungkapnya.

Acara Rakernas Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Tahun 2013 yang berlangsung satu hari ini dihadiri sejumlah pimpinan lembaga tinggi, Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, anggota DPR, Gubernur/Bupati/Wali Kota seluruh Indonesia, pejabat eselon 1-3 kementerian dan daerah. Selain acara pembukaan dan pemberian penghargaan, juga ada presentasi dari sejumlah pemakalah.

Pada kesempatan itu, Wakil Presiden didampingi Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan memberikan penghargaan kepada lembaga Dewan Perwakilan Daerah, Komisi Yudisial, Mahkamah Agung, Kementerian Dalam Negeri, Luar Negeri, Perdagangan, Hukum dan Ham, ESDM, Kehutanan, PU, Agama, LH, KUKM, PPA, BUMN, PDT, Keuangan, Sosial, Ristek, BPK, Pertahanan, Industri, Kesehatan, Polri, PPATK, Menkopolhukham, Menko Perekonomian, Menko Kesra, LAN, Lemhanas, dan BIN.

Berdasarkan laporan panitia, ada 15 Gubernur yang mendapatkan penghargaan karena mencapai opini WTP. Selain Provinsi Jawa Barat, antara lain Sumbar, Jambi, Bengkulu, Jateng, Jatim, Sulsel, Sulut, Sulteng, Riau, Kepri, Kalbar, DIY, NTB, dan Lampung. Selain itu ada sejumlah Kabupaten/Kota yang juga mendapatkan penghargaan, di antaranya Kota Banda Aceh, Kota dan Kabupaten Tangerang, Kabupaten Muko-Muko serta Kota Yogjakarta.[jul](inilah)

Subhanallah " Aryani memperjuangkan Jilbab Sampai Ke Amerika"

Perjalanan hidup Ranti Aryani menjadi inspirasi bagi umat Islam, khususnya kaum hawa. Betapa tidak, sejak dia memutuskan untuk menutup aurat dengan jilbab, banyak diskriminasi yang harus dialami. Bahkan, di negerinya sendiri, Indonesia.

Pada masa Orde Baru, perempuan yang kini menjadi warga negara Amerika Serikat (AS) itu teringat pengalamannya saat menjadi siswa SMAN 1 Bogor. Saat itu, dia tersandung dengan aturan yang dikeluarkan sekolah.

“Dulu, peraturan seragam sekolah itu diatur oleh Depdikbud. Ada guideline sendiri terkait keseragaman tertentu yang harus dan wajib diikuti. Saat itu jilbab termasuk artikel tambahan. Makanya, jilbab saat itu dilarang pemerintah Orde Baru,” kata Ranti saat ditemui INILAH.COM pada acara bedah buku yang ditulisnya, In God We Trust: Merentang Hijab dari Indonesia sampai Amerika, di Masjid Salman ITB, Jalan Ganecha, Kota Bandung, Jumat (23/8/2013).

Perempuan kelahiran 1 April 1972 itu menceritakan, karena pelarangan tersebut, kasusnya naik hingga ke Pengadilan Bogor. Dengan bantuan orang tua dan sahabatnya yang senasib, Ranti dan kawan-kawan dibantu lembaga bantuan hukum menggugat sekolahnya ke pengadilan atas perlakuan yang tak adil itu.

Namun, belum tuntas permasalahan di meja hijau, wali kota Bogor saat itu mendamaikan antara pihaknya dan sekolah. Akhirnya, Ranti kembali masuk ke sekolah. Berdasarkan pengalamannya pada tahun 1980-90an itu, Ranti kini bisa tersenyum lebar. Sebab, kini tak ada lagi diskriminasi yang dialaminya tak ada lagi. Bahkan, dia senang melihat perempuan Indonesia sekarang bisa bebas menentukan pilihan untuk mengenakan jilbab.

Ujian hidupnya tak berakhir sampai di situ. Di kemudian hari, saat berkarier di United States Air Forces (USAF) diskriminasi serupa terjadi kembali. Ranti dilarang mengenakan jilbab saat menjadi tentara angkatan udara di negeri Paman Sam. Dia hijrah ke AS karena ikut suami, Richard Bennet yang menikah pada 1997.

Pilihan untuk pergi ke kampung halaman suaminya itu sesuatu yang logis. Sebab, katanya, saat itu di Indonesia sedang terjadi krisis moneter yang tidak memungkinkan untuk suaminya tinggal lebih lama di Indonesia. Dia menyebutkan, suaminya yang Muslim itu dulu pergi ke Indonesia sebagai seorang kandidat meraih PhD untuk regional economy di Cornell University.

“Setelah saya lulus dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Moestopo Beragama, saya mengikuti ujian persamaan di New York University. Usai lulus pendidikan kedokteran gigi itu saya program praktik residensi selama beberapa tahun. Dari beberapa klinik, saya memilih berpraktik di Lanud AU AS Maxwell, Alabama. Buat saya yang penting adalah further education, new graduate harus menjalani program residensi. Program di USAF itu bergengsi dan terbaik di AS. Itu yang saya pilih, education-nya itu,” tuturnya.

Di tempat barunya, Ranti kembali mengalami diskriminasi karena tak mau menanggalkan jilbabnya dalam seragam dinas tentara. Pengalaman sekolah semasa di Bogor terulang kembali. Ranti kali ini juga berupaya melawan diskriminasi.

Perjuangan Ranti tak mudah. Dia harus memberikan pengertian tentang jilbab dan keyakinannya sebagai kaum minoritas di AS, apalagi pascatragedi 11 September 2001 atau akrab dikenal 9/11. Peristiwa pengeboman gedung WTC itu memberikan trauma nasional bagi rakyat AS, islamofobia meningkat. Ranti mengalami ironi sekaligus pandangan lain di negeri Paman Sam itu.

Setelah mengalami penolakan dari rekruter di AU AS, akhirnya AU AS menerima Ranti. Seorang rekruter mengatakan hak Ranti dijamin oleh peraturan dari Kementerian Pertahanan AS (Departmen of Defence/DOD), DOD 13000.17 yang menjamin praktik keagamaan di angkatan bersenjata AS. Sang rekruter mengatakan hijab bukan menjadi masalah.

“Peraturan DOD itu turun karena dulu ada seorang kapten Yahudi yang memakai yarmulka (penutup kepala pria Yahudi). Nah bila yarmulka masuk ke semua peraturan itu, sekarang ada masalah jilbab yang muncul. Saya melihat poin DOD itu semuanya masuk, aman, bahwa jilbab tak mengganggu keamanan dan aktivitas,” jelasnya seraya menyebutkan kini pun para pria sikh pun bisa menggunakan sorban di kepala.

Namun, jaminan sang rekruter yang mengatakan jilbab tak masalah ternyata jauh berbeda dalam praktiknya di lapangan. Saat itu pasca 9/11 pada 2001, islamofobia dan stigma Islam adalah agama kekerasan masih melekat kuat di benak warga AS, baik di kalangan sipil maupun militer.

“Niat pemerintah mengakomodasi, tapi interpretasi di lapangan itu agak sulit. Kalau melihat kembali, pengalaman mengakomodasi jilbab ini AS baru berusaha karena masih ada trauma nasional 9/11. Saya masuk setelah 9/11, misinterpretasi di AS itu masih banyak sekali. Saat 9/11, media menampilkan di beberapa bagian di dunia muslim malah bergembira ria, padahal saya saat itu sangat sedih sekali. Pada titik itu saya bisa mengerti mengapa mereka berhati-hati,” jelas perempuan kelahiran Bogor, 1 April 1972 ini.

Pandangan berbeda sudah dia terima sejak mendaftar ulang di AU AS di Lanud Maxwell, Montgomerry, Alabama. Ranti yang berjilbab ditemani suaminya untuk melakukan daftar ulang. Saat itu Ranti sudah diterima di AU AS, sebagai dokter gigi tentara berpangkat kapten.

Pengalaman menjadi dokter di AU AS itu itu berakhir pada September 2004. Setelah perjuangan selama 14 bulan melawan diskriminasi di AU AS, Ranti akhirnya mundur. Ranti menyadari betul itu merupakan bagian dari melakukan usahanya sebagai hamba Allah SWT di dunia. Sementara dalam hati, kata dia, kita berserah diri sepenuhnya kepada Sang Khalik.

Kini, Ranti menjadi seorang dokter gigi sipil dan berpraktik di Philadelphia. Tetapi, diskriminasi belum berarti usai di dunia sipil. Namun, dukungan kuat dari suami itu diakuinya sangat membantu untuk menjalani semua ujian sebagai sorang muslimah sejati.[jul](inilah)

Kamis, 12 September 2013

" Prestasi Jokowi Biasa-Biasa Aja"

Bila sebagian masyarakat beranggapan Joko Widodo sebagai pejabat 'nyentrik' yang dekat rakyat, ternyata ada juga sebaliknya.

"Sebenarnya pekerjaan yang dia hasilkan itu biasa-biasa saja, enggak ada yang spektakuler," ujar pengamat politik dari Universitas Indonesia, Iberamsjah saat dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis (12/9).

Menurut dia, penilaian kinerja Jokowi baru sebatas parameter politik. Gurubesar UI ini menekankan bahwa segala hal yang berkaitan dengan politik maka praktis akan sangat variatif. Apalagi bila disinggungkan dengan pencapresan pada tahun 2014 nanti sehingga terus bergulir layaknya bola salju.

Sosok Jokowi terkenal karena parameter politiknya tapi sebetulnya minus prestasi. Momentum ini yang kemudian dijadikan strategi PDI Perjuangan untuk mengajukan mantan Walikota Solo tersebut sebagai capres. Terlebih, sang Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri bersikeras tidak mau lagi menjadi partai oposisi saat pemerintahan di periode ke depan.

"Enggak ada masalah jika untuk kepentingan nasional, namanya juga kepantasan jokowi itu dilihat dari parameter politik bukan kinerja," jelasnya.

Kendati saat ini jabatan Jokowi sebagai gubernur DKI Jakarta masih seumur jagung, bagi Iberamsjah sebetulnya tak masalah. Sebab, DPRD Jakarta sekali pun tak bisa menghalangi Jokowi masuk bursa pencapresan.

"DPRD itu kalau sudah politik semuanya bisa diatur," tegasnya.

Lebih jauh ia menyebut, sikap Partai Gerindra yang keberatan Jokowi diusung jadi capres sebagai bentuk ketakutan.

"Gerindra menahan Jokowi capres itu ya karena takut saja. Kalau Prabowo bertempur sama Jokowi pasti kalah itu," ucapnya.[wid](rmol)

Selasa, 03 September 2013

" SBY Ternyata Kenal Sengman"

Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman meyakini bahwa Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenal baik Sengman Tjahja pada saat dirinya menjadi Pangdam Sriwijaya.

Selain itu, Boyamin pun menduga kuat bahwa Sengman Tjahja ikut menjadi tim sukses SBY pada saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.

"Siapa Sengman? Dia adalah orang Palembang etnis Tionghoa, nama lengkap Sengman Tjahja. Kenal SBY waktu jadi Pangdam Sriwijaya, lalu pada tahun 2004 jadi tim sukses SBY pilpres," kata Boyamin dalam keterangan lengkapnya kepada Sindonews, Senin (2/9/2013).

Lalu kata Boyamin, setelah SBY terpilih menjadi Presiden RI, Sengman diduga mendapatkan ruislag dengan harga yang murah karena lahan seluas empat hektar tersebut belakangan diketahui milik Pemprov Sumsel.

"Kemudian setelah SBY jadi Presiden RI, Sengman mendapat ruislag harga murah lahan seluas sekitar empat hektar yang semula milik Pemprov Sumsel lokasi strategis agak dekat jembatan Ampera Palembang, kemudian dibangun Palembang Square di dalamnya terdapat ruko, mall dan Hotel Aston," tegas Boyamin.

Saat ini, menurut Boyamin lahan tersebut telah dibeli oleh Lippo Group dan telah berganti nama menjadi Hotel Aryaduta.

"Sekarang lahan itu dibeli Lippo Group dan hotelnya berganti nama Hotel Aryaduta, coba cek di Google berapa harga pembelian Lippo terhadap Palembang Square," tandas Boyamin.

Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, pengakuan mengejutkan datang dari Ridwan Hakim, putra Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hilmi Aminuddin. Saat sebagai saksi untuk terdakwa Ahmad Fathanah, Ridwan menyebutkan, orang dekat Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membawa uang Rp40 miliar milik PT Indoguna Utama.

Demikian diungkapkan Ridwan Hakim saat bersaksi dalam lanjutan sidang pengurusan kuota impor sapi dan tindak pidana pencucian uang, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta.

Dalam persidangan, Ridwan Hakim mengaku pernah ditanya oleh penyidik KPK mengenai uang Rp40 miliar dari PT Indoguna Utama. "Kalau soal Rp40 miliar itu dibawa sama Sengman. Sengman sendiri sudah saya jelaskan ke penyidik. Jadi kalau mau tahu Rp40 miliar itu tanyakan saja ke Sengman," ujar Ridwan Hakim di Pengadilan Tipikor, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 29 Agustus 2013.

Penasaran dengan ucapan Ridwan Hak

Hakim Nawawi semakin penasaran. "Presiden apa?" tanya hakim kembali. "Ya Presiden SBY," timpal Ridwan. Namun begitu, Ridwan yang mengaku pengusaha pembuatan baju (konveksi) menjelaskan maksud uang Rp40 miliar itu. "Saya tidak tahu," jawab Ridwan.

Untuk diketahui, Fathanah didakwa menerima Rp1 miliar dari PT Indoguna Utama. Uang disebut akan diserahkan ke Luthfi Hasan Ishaaq, mantan Presiden PKS. Tak hanya itu, Fathanah juga dijerat dengan tindak pidana pencucian uang (TPPU).

im, ketua majelis hakim, Nawawi Pomolango pun mendesak putra Hilmi Aminuddin itu menjelaskan maksud nama Sengman. "Sengman itu utusan presiden yang mulia," jawab Ridwan.(sindo)

" Istana Untuk Urusan Sengman Cepet Menjawab, Patut Di Curigai"

Pernyataan Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha yang menegaskan bahwa Sengman bukanlah utusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dipertanyakan.

Menurut Pengamat Politik dari Sinergi Masyarakat untuk Indonesia (Sigma) Said Salahudin, semestinya Julian Aldrin Pasha tidak terburu-buru memberikan bantahan demikian.

"Memangnya dia (Julian) sudah menanyakan langsung hal itu kepada SBY? Yang kita dengarkan itu belum dia laporkan kepada Presiden," ujar Said kepada Sindonews melalui pesan singkat, Sabtu (31/8/2013) malam.

"Kok bisa dia memastikan Sengman bukan utusan SBY?. Utusan itu kan tidak selalu utusan resmi. Ada juga utusan yang sifatnya tidak resmi. Kalau Sengman bukan utusan resmi, bisa dia utusan tidak resmi SBY," katanya.

Karena itu, dia menegaskan bahwa semestinya setiap keterangan yang diberikan Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha kepada Pers adalah informasi yang sudah didahului oleh cek dan ricek.

"Dan tentu harus yang sebenar-benarnya. Tidak boleh ada informasi yang ditutup-tutupi karena dia bicara atas lembaga Kepresidenan,"pungkasnya.

Sebelumnya, keterangan Ridwan Hakim, putra Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hilmi Aminuddin dalam sidang kasus dugaan suap impor daging sapi di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Kamis 29 Agustus 2013, dibantah oleh Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha.

Julian menegaskan bahwa Sengman bukanlah utusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Oleh karena itu, dia pun mengaku tak mengenal sosok Sengman.

"Kalau ditanyakan apakah (Sengman) itu utusan Presiden, saya katakan bukan. Tidak ada nama tersebut dalam utusan Presiden SBY. Kecuali kalau presiden yang lain. Kan presiden banyak sekarang,"ujar Julian di halaman Istana Negara, Jakarta, Jumat 30 Agustus 2013.

Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, Pengakuan mengejutkan datang dari Ridwan Hakim, putra Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hilmi Aminuddin. Saat sebagai saksi untuk terdakwa Ahmad Fathanah, Ridwan menyebutkan, orang dekat Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membawa uang Rp40 miliar milik PT Indoguna Utama.

Demikian diungkapkan Ridwan Hakim saat bersaksi dalam lanjutan sidang pengurusan kuota impor sapi dan tindak pidana pencucian uang, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta.

Dalam persidangan, Ridwan Hakim mengaku pernah ditanya oleh penyidik KPK mengenai uang Rp40 miliar dari PT Indoguna Utama. "Kalau soal Rp40 miliar itu dibawa sama Sengman. Sengman sendiri sudah saya jelaskan ke penyidik. Jadi kalau mau tahu Rp40 miliar itu tanyakan saja ke Sengman," ujar Ridwan Hakim di Pengadilan Tipikor, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 29 Agustus 2013.

Penasaran dengan ucapan Ridwan Hakim, ketua majelis hakim, Nawawi Pomolango pun mendesak putra Hilmi Aminuddin itu menjelaskan maksud nama Sengman. "Sengman itu utusan presiden yang mulia," jawab Ridwan.

Hakim Nawawi semakin penasaran. "Presiden apa?" tanya hakim kembali. "Ya Presiden SBY," timpal Ridwan. Namun begitu, Ridwan yang mengaku pengusaha pembuatan baju (konveksi) menjelaskan maksud uang Rp40 miliar itu. "Saya tidak tahu," jawab Ridwan.

Untuk diketahui, Fathanah didakwa menerima Rp1 miliar dari PT Indoguna Utama. Uang disebut akan diserahkan ke Luthfi Hasan Ishaaq, mantan Presiden PKS. Tak hanya itu, Fathanah juga dijerat dengan tindak pidana pencucian uang (TPPU).(sindo)

" Ahmad Heryawan Setuju, Yang Melaporkan Calo PNS Di Kasih 1 M"

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mendukung lontaran Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar yang menjanjikan akan memberikan hadiah Rp 1 miliar bagi penemu dan pelapor kecurangan dalam penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS). Kecurangan dimaksud seperti pemerasan atau praktik suap, pungutan liar oleh pejabat, atau pihak-pihak tertentu dalam meloloskan sejumlah pelamar.

"Bagus, bagus itu, saya mendukung itu karena rekrutmen CPNS harus efektif, tidak boleh ada

"Buruh Gigit Jari, Ahok Tidak Mengabulkan Tuntutan Kenaikan Upah"

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sulit mengabulkan tuntutan buruh yang menginginkan kenaikan upah minimum provinsi (UMP) menjadi Rp 3,7 juta. Menurut Basuki, apabila dikabulkan, hal itu akan menambah banyak pengangguran di Jakarta.
"Mereka kalau seperti itu dipecat semua sama perusahaan. Siapa yang mau tanggung jawab, perusahaan mana bisa bayar seperti itu," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (3/9/2013).
Basuki mengatakan, untuk mengurangi beban keluarga buruh, Pemerintah Provinsi DKI akan memberikan fasilitas Kartu Jakarta Sehat (KJS), Kartu Jakarta Pintar (KJP), transportasi murah, dan rumah susun untuk buruh. Pemprov DKI juga akan menaikkan angka kebutuhan hidup layak (KHL).

Basuki menyebutkan, bagi perusahaan yang tidak mampu membayar buruh dengan standar minimal KHL maupun UMP, perusahaan itu sebaiknya pindah ke kota lain yang UMP-nya di bawah Jakarta. "Coba lihat orang-orang kerja di hotel dan restoran, apakah mereka dapat pas di angka KHL? Enggak, mereka bawa pulang sampai Rp 4 juta dengan KHL kira-kira hampir Rp 2 juta. Angka itu memang untuk lajang," kata Basuki.

Terkait aksi unjuk rasa buruh hari ini, Basuki mengatakan bahwa siapa saja boleh berunjuk rasa asalkan tidak anarkistis. Ia mengimbau kepada para buruh untuk tidak lagi melakukan aksi unjuk rasa yang dapat membuat macet jalan di Jakarta.

Basuki menjamin buruh dapat menemuinya kapan pun. Hari ini, Basuki juga menerima beberapa perwakilan buruh. Awalnya, para buruh marah dengan meneriakkan tuntutan-tuntutan mereka di depan Balaikota Jakarta. Namun, setelah diterima oleh Basuki, suasana menjadi tenang dan kondusif.

Basuki menerima buruh sekitar 20 menit di ruang rapat Wagub. Ia didampingi Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Priyono dan menerima segala keluhan buruh.(kompas)

Minggu, 01 September 2013

" Konvensi Demokrat Bisa Lecehkan Tokoh Nasional"

Konvensi calon presiden (Capres) Partai Demokrat dinilai sebagai langkah untuk meningkatkan elektabilitas partai berlambang segitiga mercy itu menjelang Pemilu 2014.

Sebab, pusat perhatian publik terhadap Partai Demokrat mulai dialihkan kepada konvensi Capres yang disebut sebagai proses demokrasi. Sementara, kasus korupsi yang menjerat beberapa kadernya secara berlahan mulai menghilang.

Menanggapi hal itu, Pakar Politik dan Hukum Tata Negara Asep Warlan Yusuf mengatakan, sangat menyayangkan jika konvensi itu dipakai untuk meningkatkan elektabilitas partainya. Menurutnya, hal itu sebagai pelecehan kepada para tokoh peserta konvensi itu.

"Kalau konvensi ini digunakan hanya untuk mengangkat elektabilitas justru penghinaan kepada tokoh-tokoh peserta konvensi itu," kata Asep, kepada INILAH.COM, Jakarta, Sabtu (31/8/2013) malam.

Kata Asep, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) semestinya menjelaskan prosedur penjaringan Capres itu. Mengingat, tercantum dalam AD ART Partai Demokrat bahwa penetapan Capres ditentukan oleh Majelis Tinggi.

"Kalau memang SBY tidak mau konvensi ini sebagai alat pencitraan, seharusnya dilakukan secara terbuka. AD ART partai seharusnya dirubah, sehingga konvensi ini dapat berjalan baik," jelas Guru Besar Universitas Parahyangan itu.

Sebelumnya, Mahfud MD menolak mentah-mentah sebagai kandidat konvensi capres Partai Demokrat. Alasannya, Mahfud tidak mendapat restu dari berbagai tokoh agama maupun masyarakat. Dalam kesempatan itu, Mahfud menilai penjaringan capres itu semata-mata untuk meningkatkan elektabilitas Demokrat.

"Bahwa dibalik penyelenggaraan konvensi ada motif untuk menaikkan elektabilitas Partai Demokrat. Menurut saya hal tersebut sah adanya," kata Mahfud di hadapan anggota Komite Konvensi Capres Partai Demokrat, di Jakarta, Kamis (29/8/2013). [mes](inilah)

" Orang Sunda, Berharap Ada yang Menjadi Presiden"

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan dan Wagub Jabar Deddy Mizwar turut menghadiri Peringatan Satu Abad Paguyuban Pasundan di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung, Selasa (20/8/2013).

Peringatan seratus tahun Paguyuban Pasundan ini berlangsung meriah dengan berbagai gelaran seni budaya dan dihadiri ribuan undangan dari berbagai generasi.

Dalam sambutannya Heryawan berharap pada hari jadinya ke-100, Paguyugan Pasundan dapat menghadirkan prestasi yang luar biasa. Dengan dukungan sumberdaya manusia (SDM) yang unggul kata Heryawan, seharusnya ada urang Sunda yang mampu menjadi pemimpin bangsa. Untuk itu harus bersungguh-sungguh dalam menyiapkan SDM agar memiliki daya saing tinggi.

"Sebagai etnis besar, urang Sunda sejatinya mampu berkiprah di tingkat nasional. Kemampuan SDM di Jawa Barat harus menjadi ukuran keberhasilan pembangunan Nasional. Sehingga tidak ada salahnya bila kelak akan ada Presiden maupun Wakil Presiden yang berasal dari etnis Sunda," kata Heryawan.
Heryawan mendorong agar warga Jawa Barat melakukan "diaspora" dengan menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia. Bahkan harus ada yang mengembara ke seluruh penjuru dunia.
"Jadilah warga Jawa Barat yang sukses di seluruh penjuru dan pelosok dunia. Jika sukses maka jadilah pelopor pembangunan untuk memajukan Jawa Barat," katanya.

Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Gubernur Banten Rano Karno dan sejumlah kepala daerah se-Jawa Barat dan Banten. Sejumlah tokoh masyarakat pasundan juga hadir diantaranya, Ginanjar Kartasasmita, TB Hasanuddin, Solihin GP, Burhanudin Abdullah, Jumhur Hidayat, R Nuriana, dan Adang Darajatun. Hadir pula sejumlah anggota DPR dan DPD RI daerah pemilihan Jawa Barat, DPRD Provinsi Jawa Barat, dan DPRD Kota Bandung.

Wakil Gubernur Banten Rano Karno pun menyampaikan rasa bahagianya dapat menghadiri acara ini. Apalagi mengingat sejarah Provinsi Banten awalnya adalah bagian dari Jawa Barat. Ia berharap kehadirannya dapat diterima masyarakat Pasundan.
"Salam hangat dari masyarakat Banten untuk masyarakat Jawa Barat. Semoga saya dapat hadir kembali dalam peringatan 101 Paguyuban Pasundan," kata Rano Karno. (san)(tribun)

"PKS : Silahkan KPK Bongkar Status Sengman,Dalam Kasus Impor Sapi"



Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta aparat penegak hukum khususnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menindaklanjuti kesaksian yang muncul dalam persidangan kasus suap impor daging sapi.

Juru Bicara PKS, Mardani Ali Sera mengatakan, institusi tindak kejahatan korupsi itu harus mengungkap setiap kesaksian yang muncul dipersidangan.

"Sekecil apapun silahkan dibuka (Soal Sengman). Jadi pedang keadilan jangan hanya tajam kebawah tapi juga harus tajam ke atas. Tegakkan keadilan sejelas-jelasnya," kata Mardani, Jakarta, Sabtu (31/8/2013).

Menurutnya, kesaksian putra Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminudin, Ridwan Hakim yang menyebut nama Sengman yang menerima senilai Rp 40 milliar harus ditindaklanjuti. Dimana, Sengman disebut sebagai utusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Mari kita jauhkan unsur politik dari proses hukum. Kami serahkan ke persidangan," tegasnya.

Nama pengusaha asal Pelembang, Sengman Tjahja mencuat di Pengadilan Tipikor Jakarta, setelah Ridwan Hakim, menyeret nama Sengman dalam kasus dugaan korupsi impor daging sapi yang diungkap KPK.

Ridwan yang hadir sebagai saksi untuk terdakwa Ahmad Fathanah menyebutkan pernah memberikan uang sebesar Rp40 miliar kepada Sengman. Namun yang mengagetkan, Ridwan menyebut Sengman sebagai utusan Presiden (SBY). [mes)(inilah)

"Staff Khusus Presiden Mengakui Mendengar Nama Sengman"

Heru Lelono, Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bidang Informasi, mengaku jujur pernah mendengar nama pengusaha asal Palembang, Sengman.

"Saya pernah dengar namanya. Namun saya tidak tahu hubungannya dengan SBY," kata Heru ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Sabtu (31/8/2013).

Sebelumnya, dalam sidang lanjutan kasus dugaan suap impor sapi di Tipikor dua hari lalu dengan terdakwa Ahmad Fatanah, nama SBY disebut.

Dalam rekaman percakapan Fatanah dan Ridwan Hakim (Putra Ketua Majelis Syuro PKS), didengarkan suara Fatanah yang menyampaikan kepada Ridwan bahwa Rp 40 miliar sudah beres dikirim melalui Sengman dan Hendra. Saat ditanya Sengman siapa, Fatanah mengatakan dia adalah utusan Presiden SBY.

Politisi Demokrat Marzuki Alie bahkan mengakui kenal dengan Sengman sebagai sesama orang Palembang.

Muncul spekulasi bahwa Sengman, pengusaha properti ternama asal Palembang itu, adalah salah satu penyandang dana SBY dalam Pemilu lalu.
"Setahu saya tidak ada nama itu (Sengman) dalam tim kampanye SBY," kata Heru Lelono.(tribunnews)